Selasa, 15 Maret 2016

REHAB WANTILAN PURA DESA BEBETIN



Wantilan Pura Desa Bebetin

            Pengertian Wantilan Wantilan berasal dari kata wanti yang berarti ulang atau tumpang. Menurut Oka Granoka,1985, wantilan merupakan bangunan terbuka ke segala arah yang memiliki atap bertumpang. Sehingga wantilan berarti bangunan umum terbuka yang berfungsi sebagai tempat pertemuan di pura,desa, pasar atau bale banjar yang beratap tumpang. Wantilan biasanya diletakkan di Jaba Pura, Catusphata Puri atau di tengah desa. 2.1.1 Fungsi Menurut Ngurah Gede Ngurah, 1981, wantilan berfungsi untuk menampung berbagai aktivitas umum yang pada umumnya tergolong ke dalam kegiatan-kegiatan triwarga yaitu: Dharma (Spiritual), Artha (Sosial-Ekonomi), dan Kama (Budaya). Jika ditinjau dari kegiatan triwarga yang utama yakni tabuh rah yang termasuk kedalam Dharma, maka fungsi utama dari wantilan adalah untuk upacara tabuh rah yang merupakan bagian dari prosesi ritual pura. 2.1.2 Bentuk Wantilan Bentuk wantilan pada umumnya berbentuk bujur sangkar dengan struktur atap bertumpang tanpa adanya bidang-bidang pemisah antara ruang luar dengan ruang dalam. Menurut Ngurah Gede Ngurah, 1981, wantilan dibagi menjadi dua jenis yakni wantilan beratap tumpang dua dan wantilan beratap tumpang tiga. Beliau mengatakan bahwa perkembangan balai kalangan ke bentuk wantilan dimulai sekitar tahun 1950 .Untuk didesa Bebetin pembangunan wantilan di jaba pura desa( Pura Bale Agung ) menurut Jro Bendesa Bebetin Ketut Suwinda dibangun sekitar Tahun 1965-1970 pada saat itu jro Bendesanya Nyoman Sulatra akan tetapi sayang  tahun pembangunannya  tidak diketahui dengan pasti. Keberadaan wantilan desa pakraman Bebetin pada jaman dulu tersebut sering digunakan untuk tempat pementasan berbagai atraksi kesenian seperti Drama gong , janger, dan pencak silat serta  tabuh rah , bentuk dan bahan bangunannya masih tradisional dengan mengunakan kayu yang berumur tua serta bagian dalamnya terdapat tangga yang menjorok kedalam tanah (berlubang) kemudian 20 tahun lalu wantilan yang mulanya berlubang kemudian diuruk dibuat rata dengan halaman jaba pura desa seperti dalam gambar dibawah ini.







 Berdasarkan hasil paruman sabha desa dan Para prajura adat wantilan ini akan direhab pada tahun 2016 waktu pengerjaan masih mencarari hari baik. Adapun sumber pembiayaan ada 3 pertama dari swadaya masyarakat , Kedua(2). Dari dana bantuan BKK tahun 2016 sebesar Rp 156.000.000.  dan Ketiga(3). Masih mengajukan proposal ke berbagai instansi. Dana yang diperkirakan habis 1,5 Milyar.  Adapun dana punia yang masuk sebagai berikut:
1.      Gd Sumanasa = Rp 50.000.000
2.      Ketut Santika = Rp 50.000.000
3.      Gde Parmen   = Rp 15.000.000

Dan ada dana punia sementara yang masuk ketika hari raya kuningan sebagai berikut : 


Catatan : Data ini akan terus diupdate selama pembangunan wantilan pura desa bebetin





















adapun rencana gambar wantilan yang akan dibuat seperti gambar dibawah ini :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar