Wantilan Pura Desa Bebetin
Pengertian
Wantilan Wantilan berasal dari kata wanti yang berarti ulang atau tumpang.
Menurut Oka Granoka,1985, wantilan merupakan bangunan terbuka ke segala arah
yang memiliki atap bertumpang. Sehingga wantilan berarti bangunan umum terbuka
yang berfungsi sebagai tempat pertemuan di pura,desa, pasar atau bale banjar
yang beratap tumpang. Wantilan biasanya diletakkan di Jaba Pura, Catusphata
Puri atau di tengah desa. 2.1.1 Fungsi Menurut Ngurah Gede Ngurah, 1981, wantilan
berfungsi untuk menampung berbagai aktivitas umum yang pada umumnya tergolong
ke dalam kegiatan-kegiatan triwarga yaitu: Dharma (Spiritual), Artha
(Sosial-Ekonomi), dan Kama (Budaya). Jika ditinjau dari kegiatan triwarga yang
utama yakni tabuh rah yang termasuk kedalam Dharma, maka fungsi utama dari
wantilan adalah untuk upacara tabuh rah yang merupakan bagian dari prosesi
ritual pura. 2.1.2 Bentuk Wantilan Bentuk wantilan pada umumnya berbentuk bujur
sangkar dengan struktur atap bertumpang tanpa adanya bidang-bidang pemisah
antara ruang luar dengan ruang dalam. Menurut Ngurah Gede Ngurah, 1981,
wantilan dibagi menjadi dua jenis yakni wantilan beratap tumpang dua dan
wantilan beratap tumpang tiga. Beliau mengatakan bahwa perkembangan balai
kalangan ke bentuk wantilan dimulai sekitar tahun 1950 .Untuk didesa Bebetin
pembangunan wantilan di jaba pura desa( Pura Bale Agung ) menurut Jro Bendesa
Bebetin Ketut Suwinda dibangun sekitar Tahun 1965-1970 pada saat itu jro
Bendesanya Nyoman Sulatra akan tetapi sayang tahun pembangunannya tidak diketahui dengan pasti. Keberadaan
wantilan desa pakraman Bebetin pada jaman dulu tersebut sering digunakan untuk
tempat pementasan berbagai atraksi kesenian seperti Drama gong , janger, dan
pencak silat serta tabuh rah , bentuk
dan bahan bangunannya masih tradisional dengan mengunakan kayu yang berumur tua
serta bagian dalamnya terdapat tangga yang menjorok kedalam tanah (berlubang)
kemudian 20 tahun lalu wantilan yang mulanya berlubang kemudian diuruk dibuat
rata dengan halaman jaba pura desa seperti dalam gambar dibawah ini.
Berdasarkan hasil paruman sabha desa dan Para
prajura adat wantilan ini akan direhab pada tahun 2016 waktu pengerjaan masih
mencarari hari baik. Adapun sumber pembiayaan ada 3 pertama dari swadaya
masyarakat , Kedua(2). Dari dana bantuan BKK tahun 2016 sebesar Rp 156.000.000.
dan Ketiga(3). Masih mengajukan proposal
ke berbagai instansi. Dana yang diperkirakan habis 1,5 Milyar. Adapun dana punia yang masuk sebagai berikut:
1.
Gd Sumanasa = Rp 50.000.000
2.
Ketut Santika = Rp 50.000.000
3.
Gde Parmen = Rp 15.000.000
adapun
rencana gambar wantilan yang akan dibuat seperti gambar dibawah ini :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar